Kamis, 17 Februari 2011

Lirik Hari ini

Satu nusa.. satu bangsa,,
Satu nusa,, saling mangsa,,
Satu nusa.. satu bangsa,,
Cukup sudah,, saling mangsa,,

Satu nusa.. satu bangsa,,
Satu nusa,, saling mangsa,,
Satu nusa.. satu bangsa,,
Cukup sudah,, saling mangsa,,

Satu nusa.. satu bangsa,,
Jangan pernah menyerah..
Satu nusa.. satu bangsa,,
Jangan pernah menyerah..
Cukup sudah,, saling memangsa,,

Yang kudengar, yang kulihat,,
darah hitam mengalir deras..
S’mua tahu.. hancur wajahmu..
tak kubiarkan,, terus menghajarmu..

Tak ‘kan ada yang sempurna
lebih dari yang kubayangkan..
Semampunya kita bayangkan..
tanah ini b’nar merdeka..

Mungkinkah..
Satu nusa dan satu s’lamanya..
Mungkinkah..
tawa luka ini milik semuanya..
Dengarkanlah nafas merdeka untuk s’lamanya..

Satu nusa.. satu bangsa,,
Satu nusa,, saling mangsa,,
Satu nusa.. satu bangsa,,
Cukup sudah,, saling mangsa,,

Satu nusa.. satu bangsa,,
Jangan pernah menyerah..
Satu nusa.. satu bangsa,,
Jangan pernah menyerah..
Cukup sudah,, saling memangsa,,

Tanah ini, tangan ini..
kucengkram erat bumi pertiwi..
Raih langit terbang lepas
Mengejar mimpi merah putihku..

Dimanapun kau berada
hatiku ku akan tetap disini..
Tiada dendam hari esok,,
Tiada luka hari ini..
Nafas ini tak pernah lepas
untuk menjaga tanah airku..

Mungkinkah..
Satu nusa dan satu s’lamanya..
Mungkinkah..
tawa luka ini milik semuanya..
Dengarkanlah nafas merdeka untuk s’lamanya..

(Intro)

Satu nusa satu bangsa
satu bangsa ‘tuk slamanya..
bertahanlah bertahan jangan pernah menyerah..
dan mimpi merah putihku
terpendam saat ku mati
bertahanlah bertahan jangan pernah menyerah..!!!

Mungkinkah..
Satu nusa dan satu s’lamanya..
Mungkinkah..
tawa luka ini milik semua..
Mungkinkah..
Satu nusa dan satu s’lamanya..
Mungkinkah..
tawa luka ini milik semuanya..
Dengarkanlah nafas merdeka untuk s’lamanya..

Satu nusa.. satu bangsa,,
Satu nusa,, saling mangsa,,
Satu nusa.. satu bangsa,,
Cukup sudah,, saling mangsa,,

Satu nusa.. satu bangsa,,
Satu nusa,, saling mangsa,,
Satu nusa.. satu bangsa,,
Cukup sudah,, saling mangsa,,
Satu nusa.. satu bangsa,,
Satu nusa,, saling mangsa,,
Satu nusa.. satu bangsa,,
Cukup sudah,, saling mangsa,,

Satu nusa.. satu bangsa,,
Satu nusa,, saling mangsa,,
Satu nusa.. satu bangsa,,
Cukup sudah,, saling mangsa,,

Satu nusa.. satu bangsa,,
Jangan pernah menyerah..
Satu nusa.. satu bangsa,,
Jangan pernah menyerah..
Cukup sudah,, saling memangsa,,

Yang kudengar, yang kulihat,,
darah hitam mengalir deras..
S’mua tahu.. hancur wajahmu..
tak kubiarkan,, terus menghajarmu..

Tak ‘kan ada yang sempurna
lebih dari yang kubayangkan..
Semampunya kita bayangkan..
tanah ini b’nar merdeka..

Mungkinkah..
Satu nusa dan satu s’lamanya..
Mungkinkah..
tawa luka ini milik semuanya..
Dengarkanlah nafas merdeka untuk s’lamanya..

Satu nusa.. satu bangsa,,
Satu nusa,, saling mangsa,,
Satu nusa.. satu bangsa,,
Cukup sudah,, saling mangsa,,

Satu nusa.. satu bangsa,,
Jangan pernah menyerah..
Satu nusa.. satu bangsa,,
Jangan pernah menyerah..
Cukup sudah,, saling memangsa,,

Tanah ini, tangan ini..
kucengkram erat bumi pertiwi..
Raih langit terbang lepas
Mengejar mimpi merah putihku..

Dimanapun kau berada
hatiku ku akan tetap disini..
Tiada dendam hari esok,,
Tiada luka hari ini..
Nafas ini tak pernah lepas
untuk menjaga tanah airku..

Mungkinkah..
Satu nusa dan satu s’lamanya..
Mungkinkah..
tawa luka ini milik semuanya..
Dengarkanlah nafas merdeka untuk s’lamanya..

(Intro)

Satu nusa satu bangsa
satu bangsa ‘tuk slamanya..
bertahanlah bertahan jangan pernah menyerah..
dan mimpi merah putihku
terpendam saat ku mati
bertahanlah bertahan jangan pernah menyerah..!!!

Mungkinkah..
Satu nusa dan satu s’lamanya..
Mungkinkah..
tawa luka ini milik semua..
Mungkinkah..
Satu nusa dan satu s’lamanya..
Mungkinkah..
tawa luka ini milik semuanya..
Dengarkanlah nafas merdeka untuk s’lamanya..

Satu nusa.. satu bangsa,,
Satu nusa,, saling mangsa,,
Satu nusa.. satu bangsa,,
Cukup sudah,, saling mangsa,,

Satu nusa.. satu bangsa,,
Satu nusa,, saling mangsa,,
Satu nusa.. satu bangsa,,
Cukup sudah,, saling mangsa,,

Marsinah

Kulihat
Buruh perempuan
Berkeringat
Membasahi bumi
Yang gelap

Energi yang kau curahkan
Begitu besar tlah kurasakan
Terhanyut dalam kesombongan terlupakan

Gemerlap cahayamu
Membentangi garis kehidupan
Ada lara rintih caci maki
Kau hadapi

Keringat dan ketegaranmu
Mengalir deras tak ternilai
Hanya tetes darah dan air mata
Yang kau curah

Ooo Marsinah
Kau termarjinalkan
Ooo Marsinah
Matimu tak sia sia

by : Marjinal Band
videonya dapat di dengar di : http://www.youtube.com/watch?v=y4rKMrOgXYk&feature=related




Luka Indonesia

Satu nusa, satu bangsa
Satu nusa, saling mangsa
Satu nusa, satu bangsa
Cukup sudah saling mangsa
Satu nusa, satu bangsa

Jangan pernah menyerah
Satu nusa, satu bangsa
Jangan pernah menyerah
Cukup sudah saling memangsa

T’lah ku kulihat dan ku dengar
Darah hitam mengalir deras
Semua tau hancur wajah mu
Tak ku biarkan terus menghajarmu

Tak kan ada yang sempurna
Lebih dari yang kubayangkan
Semampunya kita bayangkan
Tanah ini benar merdeka

Mungkinkah….
Satu nusa bangsa tuk slamanya
Mungkinkah….
Tawa luka ini milik semua
Dengar..Dengarkanlah nafas
Merdeka tuk slamanya...
Tanah ini, tangan ini
Kucengkram erat bumi pertiwi
Raih langit terbang lepas
Menerjang mimpi merah putih ku
Dimanapun kau berada
Hatiku akan tetap disini
Tiada dendam hari esok, tiada luka hari ini
Nafas ini tak pernah lepas
Tuk menjaga tanah airku..

Satu nusa, satu bangsa
Satu bangsa tuk slamanya
Bertahanlah bertahan, jangan pernah menyerah
Dan mimpi merah putihku terbenam saat ku mati

By : SID



Menginjak Neraka

Tak pernah lelap, mimpiku slalu gelap
Belati berkarat, dosa mengucur deras
Bernafaskan api, tiada yang kan abadi
Manatap langit, tinggalkanlah semua sakit

Dadu terbakar, setan kau kan ku sambut
Merah berkilau, mengotori jantungku
Gitar yang patah, jadikanlah malam ini
Intan permata, saat tiada yang datang

Kujatuh, jatuh di kesunyian, tiada teman hanya kesedihan
Kujatuh tanpa teman, dan menghilang

Menginjak neraka, ku pun hancur
Sirkus liar smakin menakutkan
Oh Tuhan maafkan, ku berdosa
Tunjukkan sinarmu hei malaikat!

Menginjak neraka, ku pun hancur
Sirkus liar smakin menakutkan
Oh Tuhan maafkan, ku berdosa
Tunjukkan sinarmu hei malaikat!

Kujatuh, jatuh di kesunyian, tiada teman hanya kesedihan
Kujatuh tanpa teman, dan menghilang

Kujatuh, jatuh di kesunyian, tiada teman hanya kesedihan
Kujatuh tanpa teman, dan menghilang

By : Superman is Dead
Videonya dapat anda lihat di : http://www.youtube.com/watch?v=-ZOvO4nUWic



No women No Cry

No, woman, no cry;
No, woman, no cry;
No, woman, no cry;
No, woman, no cry.

’Cause – ’cause – ’cause I remember when a we used to sit
In a government yard in Trenchtown,
Oba – obaserving the ’ypocrites – yeah! –
Mingle with the good people we meet, yeah!
Good friends we have, oh, good friends we have lost
Along the way, yeah!
In this great future, you can’t forget your past;
So dry your tears, I seh. Yeah!
No, woman, no cry;
No, woman, no cry. Eh, yeah!
A little darlin’, don’t shed no tears:
No, woman, no cry. Eh!
Said – said – said I remember when we used to sit
In the government yard in Trenchtown, yeah!
And then Georgie would make the fire lights,
I seh, logwood burnin’ through the nights, yeah!
Then we would cook cornmeal porridge, say,
Of which I’ll share with you, yeah!
My feet is my only carriage
And so I’ve got to push on through.
Oh, while I’m gone,
Everything’s gonna be all right!
Everything’s gonna be all right!
Everything’s gonna be all right, yeah!
Everything’s gonna be all right!
Everything’s gonna be all right-a!
Everything’s gonna be all right!
Everything’s gonna be all right, yeah!
Everything’s gonna be all right!
So no, woman, no cry;
No, woman, no cry.
I seh, O little – O little darlin’, don’t shed no tears;
No, woman, no cry, eh.
No, woman – no, woman – no, woman, no cry;
No, woman, no cry.
One more time I got to say:
O little – little darlin’, please don’t shed no tears;
No, woman, no cry.

By : Bob Marley

Videonya dapat anda lihat di : http://www.youtube.com/watch?v=jGqrvn3q1oo



Semoga kau di Neraka

saat itu aku siap memburu
dan takkan ragu-ragu mengakhiri hidupmu
ku pikir bijaksana, sangat luar biasa
ternyata itu salah ku takut masuk penjara
dan ketika mulut telah berdusta
mengucap kata kata murka pada dirinya
yang membuatku cemburu, hancur dan tak menentu
ketika itu juga aku telah bersumpah

reff:

dan tak ada air mata yang tersisa semua sirna
semoga kau di neraka bersamanya
semua harus ku relakan untuk apa ku sesalkan
putus tiga cintaku tumbuh sejuta
saat itu aku siap memburu
dan takkan ragu-ragu mengakhiri hidupmu
ku pikir bijaksana, sangat luar biasa
ternyata itu salah ku takut masuk penjara

repeat reff [3x]

By Endank Soekamtie 


Videonya bisa di lihat di : http://www.youtube.com/watch?v=b0ZoEx8ErKs&feature=related

Tidak ada komentar:

Posting Komentar